-sebuah coretan pemula untuk mereka yang mau
bermula-
Membuat
berita adalah pekerjaan yang mudah. Hal ini karena sebenarnya berita memiliki
format penulisan informasi yang hampir sama, seperti Apa, Di mana, Kapan,
Mengapa, dan Bagaimana. Lima unsur inilah yang biasanya ada dan hanya
diubah-ubah sesuai kondisi dan fakta yang terjadi. Adapun selain itu hanyalah
tambahan untuk memperkaya isi berita.
Diperlukan
sentuhan akhir dari sang penulis agar mampu meramu semua informasi yang ada
menjadi sajian yang ringan dan nyaman dibaca. Harus mampu menyusun kalimat yang
menarik dan mudah dipahami. Format berita memakai konsep piramida terbalik,
dimana informasi penting berada di atas atau awal tulisan dan selanjutnya berisi
informasi tambahan atau kurang penting. Selain itu agar tulisan berita semakin
bagus harus menghindari beberapa kesalahan seperti hindari kalimat tidak
efektif, kalimat terlalu panjang, bertele-tele, pengulangan kalimat/informasi,
typo, dan sebagainya.
Tidak
boleh dilupakan bahwa menulis berita adalah menceritakan kembali sebuah
peristiwa, bukan mendeskripsikan sebuah peristiwa tersebut. Ini memang beda
tipis. Ciri-ciri deskripsi adalah terasa monoton ketika dibaca dan terlalu runtut
dalam penyampaiannya. Tulisan tersebut terasa tidak mementingkan kenyamanan
saat dibaca, namun hanya berusaha agar isi tulisan persis seperti peristiwa
yang diangkat tersebut.
Lingkungan
kampus adalah tempat yang menjadi sumber-sumber berita. Dengan segala hiruk
pikuk aktivitasnya, kampus mampu menciptakan berbagai macam berita yang kaya. Sebut
saja acara-acara organisasi mahasiswa, aksi-aksi mahasiswa, pemilihan BEM, dekan,
hingga rektor, upacara atau peringatan, biaya UKT, layanan dan fasilitas, dan
masih banyak lagi. Ini juga tergantung kepekaan para penulis berita itu
sendiri. Sebuah berita bisa saja sekadar berlalu tanpa terekam dalam sebuah
tulisan jika tidak ada kepekaan.
Berikut
dipaparkan secara sederhana hal-hal apa saja yang harus didapatkan untuk bisa
menciptakan sebuah berita yang bagus dan sesuai standar. Apa yang disampaikan
di sini memang tidak serta merta begitu adanya, namun semoga ini bisa membantu
khususnya bagi para pemula.
1. Judul
Yang Menggelitik Pembaca
Hal
pertama yang dibaca adalah judul. Karena itu buatlah judul yang menarik. Jangan
monoton dalam menyusun tiap kata. Perlu diingat bahwa pembaca akan semakin
tertarik dengan judul yang mengelitik atau tidak biasa. Namun juga tidak
terlalu berlebihan.
Membuat
judul menarik bisa menggunakan pilihan kata yang bernada sama, seperti
misalnya,
Terpilih Kembali, Rektor Baru Fokus Peningkatan
Akreditasi (bernada “i”).
Judul
semacam ini lebih menarik ketika dibaca. Bandingkan dengan judul serupa,
“Rektor Baru Ingin Akreditasi A”. Bisa Anda rasakan sendiri sensasi ketika
membacanya. Judul kedua terasa kering meskipun maksud dari kedua judul tersebut
sama.
Contoh
lain, (berita di luar kampus)
Gubernur Kayuh Jukung Di Festival Pasar Terapung
(bernada “ng”)
Juga
bisa menonjolkan informasi yang penting atau unik. Contoh,
Himpunan Mahasiswa FEB ULM Undang
Menteri Pendidikan
Judul
di atas menyoroti kedatangan menteri. Kehadiran seorang Menteri Pendidikan
adalah hal yang penting, bukan? Tentu tidak mudah untuk mengundang beliau
terutama jika itu diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan. Akan lebih
menarik jika menteri tersebut jarang atau bahkan belum pernah hadir ke
daerah/tempat tersebut.
Harus
pula teliti dan mampu membedakan mana hal-hal yang lebih “menjual” saat menulis
judul. Dalam kasus di atas, Anda bisa saja menyoroti hal lain, semisal “Seminar
Himpunan Mahasiswa Dipenuhi Peserta”. Tapi bagi saya, menggunakan judul kedua
ini terlalu biasa. Seminar atau acara apapun itu yang dipenuhi peserta adalah
sesuatu yang wajar dan seringkali terjadi. Walaupun tidak menutupkemungkinan
untuk dijadikan judul. Tapi harus diingat lagi, bahwa kita harus memikirkan
sisi “pemasaran” dari tulisan kita.
2. Pencarian
Informasi Penting
Berikut
beberapa informasi yang harus didapat untuk sebuah acara atau kegiatan
kemahasiswaan (tidak berurutan).
a. Acara
apa yang diadakan
b. Tempat
acara
c. Siapa
yang menyelenggarakan
d. Hari,
tanggal, dan, waktu mulai
e. Tema
yang diangkat
f. Rangkaian
acara
g. Siapa
yang membuka acara
h. Narasumber
i.
Jumlah peserta
j.
Hal-hal unik, nyentrik, dan berbeda
k. Dsb.
Bagian ini bisa anda kembangkan sendiri. Intinya saat di lapangan, catat saja
semua informasi yang bisa diperoleh. Sehingga saat penulisan, Anda hanya perlu
melakukan penyaringan informasi yang layak untuk dipublikasikan.
3. Jangan
Membuat Berita Yang Membuat Orang Pingsan Membacanya
Sebagai
orang yang pernah menjadi bagian redaksi, saya masih sering menemukan
tulisan-tulisan yang sangat panjang dalam setiap paragrapnya. Tidak hanya paragrap
yang panjang, tapi juga kalimat-kalimatnya. Hal seperti ini benar-benar membuat
orang “capek” membacanya. Belum lagi terkadang kalimat yang panjang tersebut
justru kurang berkorelasi dengan kalimat sebelumnya.
Lebih
parah, jika tulisan tersebut tidak menggunakan tanda titik, melainkan hanya
tanda koma. Padahal antara tanda titik dan koma memiliki fungsi yang berbeda. Sehingga
seolah-olah satu paragrap yang panjang tersebut hanya terdiri dari satu
kalimat. Kalau Anda masih belum tahu perbedaan tanda titik dan koma, silakan
secepatnya mencari tahu.
Harus
diperhatikan, bahwa tulisan, khususnya berita tidak saja saja ditulis untuk
menuangkan ide atau informasi yang Anda dapat. Namun juga bagaimana caranya
agar tulisan tersebut nyaman dibaca.
Paragrap
yang panjang, jika dilihat secara sekilaspun sudah membuat orang malas
membacanya. Belum lagi jika dalam paragrap itu tidak tersusun ide-ide pokok
yang mau disampaikan serta membosankan. Sebuah berita yang baik harus disajikan
dengan kalimat-kalimat yang ringkas dan terukur.
4. Mengubah
Berita Sederhana Menjadi Tidak Biasa
Kadangkala
kegiatan-kegiatan yang diadakan mahasiswa bersifat rutinan, entah bulanan,
triwulan, atau tahunan. Sebut saja seperti kegiatan penyambutan mahasiswa baru,
ulang tahun fakultas, dan sebagainya. Hal ini membuat berita tersebut terlihat
hambar. Terlebih jika kegiatan tersebut juga diselenggarakan dengan biasa-biasa
saja.
Lalu
bagaimana solusinya? Tenang. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, sebagai
berikut:
a) Mencari
Hal-Hal yang Berbeda atau Unik.
Kegiatan atau acara
yang bersifat rutinan, maka bisa dibuat berita dengan memfokuskan pada
perbedaan atau keunikannya. Biasanya kedua hal tersebut ada dalam setiap
kegiatan terutama narasumber, meskipun juga tak menjamin 100%. Kebaruan ide,
konsep acara, dan lain-lain, biasanya terjadi karena kepanitiaan yang berbeda
dari yang sebelumnya. Anda bisa mengorek informasi ini dari para panitia. Atau
kalau Anda berani, Anda bahkan bisa membuat berita yang menyoroti “ketidak
kreatifan” panitia sehingga acara yang diadakan sama seperti yang sebelumnya.
b) Mengungkap
Sisi Lain
Dalam hal ini Anda harus
berfikir “terbalik”. Jangan sampai terbawa arus begitu saja. Sebagai contoh
adalah berita Perayaan Hari Lahir Fakultas. Mungkin konsep kegiatannya akan
sama seperti tahun-tahun lalu. Anda sebaiknya jangan terbawa dengan suasana
tersebut sehingga sekadar memberitakan bahwa sedang diadakan peringatan Hari
Lahir Fakultas.
Agar tidak membosankan,
Anda bisa mengambil angle berita yang
lain seperti menanyakan kepada para mahasiswa mengapa tanggal tersebut
ditetapkan sebagai Hari Lahir Fakultas. Anda juga bisa menanyakan apakah
mahasiswa sudah banyak yang mengetahui bahwa hari tersebut diperingati sebagai
Hari Lahir Fakultas. Juga bisa menanyakan keluhan-keluhan mahasiswa terhadap
fasilitas fakultas. Sehingga berita yang Anda tulis nantinya akan menyandingkan
antara perayannya yang luar biasa dengan keadaan fakultas yang barangkali jauh
dari harapan mahasiswanya. Tambahkan foto-foto yang mendukung hal tersebut. Itu
kalau Anda berani?
c) Menggabungkan
berita yang sejenis
Kegiatan/acara rutinan sangat
mungkin dilakukan serentak oleh organisasi mahasiswa. Seperti misalnya acara
pengenalan organisasi Himpunan untuk mahasiswa baru. Ketimbang memberitakan
satu-satu yang notabene tidak ada keunikan dan perbedaan, lebih baik
digabungkan saja semua kegiatan tersebut dalam satu tulisan.
5. Sajikan
Fakta Bukan Opini
Saya
kira Anda pasti sudah tahu mengenai perbedaan tulisan berita dengan opini. Berita
adalah menulis ulang informasi yang benar-benar terjadi dengan tetap
memperhatikan unsur-unsur keindahan tulisan. Anda tidak boleh menuliskan opini
sendiri. Kecuali jika itu opini atau pendapat dari narasumber.
6. Jangan
Berbasa-Basi
Akan
menjadi kacau jika Anda memulai kalimat pertama berita dengan kalimat yang
terkesan berbasa basi. Seperti misalnya:
“Himpunan
Mahasiswa Ekonomi adalah sebuah organisasi yang ada di FEB ULM. Organisasi yang
berdiri para tanggal sekian sekian pada kali ini mengadakan sebuah acara bla bla
bla” (paragraph 1)
Menurut
saya hindari penulisan seperti di atas. Berita harus ditulis to the point karena informasi harus
cepat sampai kepada pembaca. Ingatlah bahwa menurut konsep Piramida Terbalik,
bagian pertama dalam berita berisi hal-hal penting. Karena itu harus
dimanfaatkan untuk menyampaikan hal penting tersebut. Langsung saja tulis
informasi yang mau Anda sampaikan. Tidak perlu berbasa-basi.
Cukup
sekian dulu yang bisa saya paparkan di sini. Semoga bisa dipahami dan yang
lebih penting adalah dipraktikkan. Jangan pula terlalu berpatokan pada apa yang
saya sampaikan tadi, tapi cobalah untuk menggali sendiri berbagai macam ilmu
yang maha luas ini.
Bisa
karena biasa. Jangan malas untuk menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar