Alhamdulillahirobbil
alamin.
Pada kesempatan
kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita mengenai pengalaman pertama saya
bertemu dengan Ustadz Felix Siauw. Pastinya sudah tahukan siapa beliau?
Saya sendiri
pertama kali kenal dengan beliau ketika dulu, kepala sekolah saya di SMP
menampilkan sebuah video kepada kami semua. Dalam video tersebut terdapat seorang
laki-laki yang masih muda dengan sangat luar biasa hebat mengisahkan mengenai perjuangan
mujahidin Islam menaklukkan Kota Konstantinofel. Kegigihan, keberanian dan
kecerdasan umat Islam saat itu yang dipimpin langsung oleh Sultan Al-Fatih,
ditambah lagi dengan penyampaian yang begitu memukai dari Ustadz Felix, jujur,
membuat saya merinding dan benar-benar terpukau. Sejak saat itulah, secara
perlahan saya mulai mengetahui sejarah kegemilangan Islam dan juga seluk beluk
beliau.
Malam itu,
tanggal 19 Agustus 2017, handphone saya tiba-tiba berbunyi. Setelah saya
angkat, ternyata telpon tersebut dari salah seorang petinggi di organisasi saya
yang meminta saya untuk menjadi panitia pada acara YukNgaji Ustadz Felix dkk.
Meski bukan panitia inti, namun bagi saya amanah tersebut merupakan kebanggan
tersendiri. Selain bisa bertemu dan mengaji bersama, setidaknya saya tidak
perlu bayar untuk menghadiri acara beliau, hahaha.
Keesokan
paginya, sekitar pukul 07.00 pagi, saya berangkat dari tempat kos saya menuju
Masjid Kampus. Disana saya akan menjemput salah seorang teman yang juga diminta
menjadi panitia. Barulah setelah itu kami berangkat menuju Hotel Roditha
Banjarmasin yang merupakan tempat acara akan berlangsung. Saat itu, baik saya
maupun teman saya, sama-sama tidak ada yang mengetahui lokasi tempat acara
secara pasti. Alhasil kami akhirnya menggunakan bantuan GPS.
Kami akhirnya
tiba di tempat acara meski tadi hampir salah jalan. Kami langsung menuju lantai
5 dan menemui beberapa panitia inti untuk mendapatkan pengarahan dari mereka. Tugaspun
dibagi. Saya kebagian bertugas untuk mengarahkan peserta dari lantai 1. Setelah
mengambil name tag, saya kemudian turun ke lantai satu dan berjaga di depan
lift.
Para peserta
baik laki-laki maupun perempuan terus berdatangan. Bahkan sebelum saya datang
tadi pun sudah ada peserta yang tiba di tempat. Para perempuan terlihat
mengenakan pakaian syar’i yang sempurna. Semua peserta nampak antusias
mengikuti acara tersebut meski sebenarnya harga tiket masuknya tergolong
relatif mahal. Tidak hanya kalangan anak muda saja, para suami isteri juga
turut hadir dan ada yang membawa anak-anak mereka yang masih kecil. Pagi itu
menjadi sangat luar biasa sekali melihat semangat mereka dalam mengaji Islam.
Saya masih
berjaga di depan lift meski para peserta sudah mulai berkurang mengingat hari
juga semakin siang. Namun disitulah letak perjumpaan saya pertama kali dengan
Ustadz Felix Siauw, Ustadz Cahyono Ahmad Irsyad dan Ustadz Husain Assadi.
Mereka bertiga ingin masuk ke dalam lift. Saya sendiri tidak tahu mau ke lantai
berapa beliau semua. Tapi sepertinya ingin bersiap-siap. Berhubung waktu itu
lift masih belum datang, mereka kemudian menunggu. Alhamdulillah, saya bisa
bertatap muka dan memberi senyum kepada beliau semua. Saya dan Ustadz Assadi
bahkan sempat terlibat pembicaraan ringan.
Tidak seperti
yang saya fikirkan, penampilan mereka begitu sederhana namun tetap nyaman
dipandang mata. Waktu itu Ustadz Felix hanya mengenakan baju kaos dan celana
kain hitam yang bagian bawahnya digulung-gulung. Begitupun dengan Ustadz
Cahyono dan Assadi. Ustadz Felix bahkan sempat melayanai seseorang yang ingin
berfoto dengan beliau dan juga mempersilakan beberapa orang peserta untuk lebih
dahulu memasuki lift. Subhanallah.
Sekitar pukul
09.00 (kalau tidak salah), acara akhirnya dimulai. Penampilan pertama dibuka
oleh MC kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dari Ustadz Cahyono Ahmad
Irsyad. Beliau juga bertindak sebagai host. Ada hal yang tak terduga. Beliau
ternyata seorang pendakwah yang cukup hebat dalam memainkan gitar, memiliki
suara merdu dan juga guyonan yang proposional dan bermakna. Tidak heran, jika
suasana menjadi penuh keceriaan. Ustadz Cahyono berhasil membuat para peserta
tersenyum, tertawa, bertepuk tangan sekaligus mencairkan suasana sehingga tidak
terkesan monoton.
Ustadz Cahyono
kemudian mempersilakan Ustadz Felix untuk bergaubung bersama beliau di atas
panggung. Riuh tepuk tangan membahana di dalam ruangan. Ustadz Cahyono masih
mengeluarkan guyonannya hingga membuat peserta kembali tertawa.
Seperti yang
saya duga, Ustadz Felix tampil dengan luar biasa. Bicara beliau terdengar cukup
cepat, tepat dan penuh pembelajaran. Ratusan peserta yang hadir seperti
terhipnotis dengan beliau. Dalam penyampaiannya, Ustadz Felix sangat interaktif
dengan peserta. Banyak cerita pribadi beliau yang disampaikan. Gaya beliau
dalam menyampaikan ceramahnya sangat mudah dipahami dan diterima semua
kalangan.
Saya jadi
teringat sebuah insiden yang dulu pernah melanda beliau. Beberapa waktu yang
lalu terjadi aksi pembubaran kajian Ustadz Felix. Tidak diketahui pasti apa
penyebab dari aksi itu. Polisi tiba-tiba datang dan membubarkan acara secara
sepihak. Akan tetapi, setelah saya melihat langsung gaya dan yang disampaikan
beliau, saya kira sangat tidak pantas jika ada aksi semacam itu. Toh beliau
hanya menyampaikan dakwah untuk kemaslahatan ummat. Beliau banyak menyoroti
kehidupan umat manusia sekarang ini yang jauh dari nilai-nilai Islam. Tentu
saja, disini tidak ada doktrinisasi, seruan untuk membunuh kaum kafirin apalagi
sampai memecah belah bangsa. Beliau selalu menekankan bahwa dalam beragama,
kita harus selalu befikir.
Setelah Ustadz
Felix, kini giliran Ustadz Husain Assadi yang naik ke atas panggung. Beliau
tampil hanya dengan mengenakan kaos oblong berwarna hitam dan bertuliskan logo
YukNgajii hasil desain beliau sendiri. Hampir sama seperti Ustadz Cahyono,
beliau juga memainkan gitar dalam penyampaiannya. Malahan, beliau sangat ahli
dan tahu banyak seluk beluk mengenai gitar. Saat berbicara di atas panggung,
beliau malah terlihat seperti guru les gitar yang memberikan pelajaran mengenai
musik dan gitar kepada kami. Meski tak banyak bernyanyi, namun dapat diketahui
bahwa suara beliau sangat bagus. Penampilan beliau lagi-lagi menghibur kami dan
tentunya memberikan banyak pembelajaran.
Disesi terakhir,
diadakan tanya jawab untuk para peserta. Banyak dari peserta yang ingin
mengajukan pertanyaannya. Saya yang waktu itu ditugasi untuk mengantar mik ke
peserta, bahkan menemui seorang perempuan yang memohon-mohon kepada saya agar
ia bisa mengajukan pertanyaan. Saya akhirnya menyampaikan kehendak dari
perempuan tersebut, akan tetapi sayangnya karena keterbatasan waktu, pertanyaan
harus tetap dibatasi.
Acara berakhir
sekitar pukul 12.30. Peserta mulai membubarkan diri. Para akhwat (perempuan)
dipersilakan yang pertama kali untuk keluar dari ruangan. Disini saya kembali
mendapatkan tugas untuk mengantarkan banyak buku ke Ustadz Felix. Buku-buku
tersebut adalah karya dari Ustadz Felix sendiri dan berasal dari peserta yang
sengaja membawa bukunya dari rumah atau yang baru beli di tempat acara.
Selain itu juga ada
seorang peserta yang memberikan sebuah novel hasil karyanya sendiri kepada
Ustadz Felix. Sementara itu di atas panggung, tampak masih dipenuhi oleh peserta ikhwan
(laki-laki) yang ingin berfoto bersama.
Selesai berfoto,
Ustadz Felix kembali duduk dan menandatangani setumpuk buku yang sudah ada di
atas meja beliau. Disini, jarak antara saya dan Ustadz Felix sangat dekat
sekali karena memang saya menunggu beliau menyelesaikan tandatangannya. Meski
disibukkan dengan hal itu, namun Ustadz Felix tetap bisa meluangkan waktunya
untuk bercakap-cakap ringan ataupun berfoto. Sungguh, bagi saya beliau
merupakan salah satu Ustadz yang perlu dicontoh, khususnya kalangan pemuda.
Taat Pasti Bahagia
Maksiat Pasti Sengsara
(Ustadz
Felix Siauw)
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar