Pertemuan Mulia Dengan Muallaf Cina - Podium.com

Senin, 21 Agustus 2017

Pertemuan Mulia Dengan Muallaf Cina

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil alamin.
Pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita mengenai pengalaman pertama saya bertemu dengan Ustadz Felix Siauw. Pastinya sudah tahukan siapa beliau?
Saya sendiri pertama kali kenal dengan beliau ketika dulu, kepala sekolah saya di SMP menampilkan sebuah video kepada kami semua. Dalam video tersebut terdapat seorang laki-laki yang masih muda dengan sangat luar biasa hebat mengisahkan mengenai perjuangan mujahidin Islam menaklukkan Kota Konstantinofel. Kegigihan, keberanian dan kecerdasan umat Islam saat itu yang dipimpin langsung oleh Sultan Al-Fatih, ditambah lagi dengan penyampaian yang begitu memukai dari Ustadz Felix, jujur, membuat saya merinding dan benar-benar terpukau. Sejak saat itulah, secara perlahan saya mulai mengetahui sejarah kegemilangan Islam dan juga seluk beluk beliau.

Malam itu, tanggal 19 Agustus 2017, handphone saya tiba-tiba berbunyi. Setelah saya angkat, ternyata telpon tersebut dari salah seorang petinggi di organisasi saya yang meminta saya untuk menjadi panitia pada acara YukNgaji Ustadz Felix dkk. Meski bukan panitia inti, namun bagi saya amanah tersebut merupakan kebanggan tersendiri. Selain bisa bertemu dan mengaji bersama, setidaknya saya tidak perlu bayar untuk menghadiri acara beliau, hahaha.

Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00 pagi, saya berangkat dari tempat kos saya menuju Masjid Kampus. Disana saya akan menjemput salah seorang teman yang juga diminta menjadi panitia. Barulah setelah itu kami berangkat menuju Hotel Roditha Banjarmasin yang merupakan tempat acara akan berlangsung. Saat itu, baik saya maupun teman saya, sama-sama tidak ada yang mengetahui lokasi tempat acara secara pasti. Alhasil kami akhirnya menggunakan bantuan GPS.

Kami akhirnya tiba di tempat acara meski tadi hampir salah jalan. Kami langsung menuju lantai 5 dan menemui beberapa panitia inti untuk mendapatkan pengarahan dari mereka. Tugaspun dibagi. Saya kebagian bertugas untuk mengarahkan peserta dari lantai 1. Setelah mengambil name tag, saya kemudian turun ke lantai satu dan berjaga di depan lift.

Para peserta baik laki-laki maupun perempuan terus berdatangan. Bahkan sebelum saya datang tadi pun sudah ada peserta yang tiba di tempat. Para perempuan terlihat mengenakan pakaian syar’i yang sempurna. Semua peserta nampak antusias mengikuti acara tersebut meski sebenarnya harga tiket masuknya tergolong relatif mahal. Tidak hanya kalangan anak muda saja, para suami isteri juga turut hadir dan ada yang membawa anak-anak mereka yang masih kecil. Pagi itu menjadi sangat luar biasa sekali melihat semangat mereka dalam mengaji Islam.

Saya masih berjaga di depan lift meski para peserta sudah mulai berkurang mengingat hari juga semakin siang. Namun disitulah letak perjumpaan saya pertama kali dengan Ustadz Felix Siauw, Ustadz Cahyono Ahmad Irsyad dan Ustadz Husain Assadi. Mereka bertiga ingin masuk ke dalam lift. Saya sendiri tidak tahu mau ke lantai berapa beliau semua. Tapi sepertinya ingin bersiap-siap. Berhubung waktu itu lift masih belum datang, mereka kemudian menunggu. Alhamdulillah, saya bisa bertatap muka dan memberi senyum kepada beliau semua. Saya dan Ustadz Assadi bahkan sempat terlibat pembicaraan ringan.

Tidak seperti yang saya fikirkan, penampilan mereka begitu sederhana namun tetap nyaman dipandang mata. Waktu itu Ustadz Felix hanya mengenakan baju kaos dan celana kain hitam yang bagian bawahnya digulung-gulung. Begitupun dengan Ustadz Cahyono dan Assadi. Ustadz Felix bahkan sempat melayanai seseorang yang ingin berfoto dengan beliau dan juga mempersilakan beberapa orang peserta untuk lebih dahulu memasuki lift. Subhanallah.

Sekitar pukul 09.00 (kalau tidak salah), acara akhirnya dimulai. Penampilan pertama dibuka oleh MC kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dari Ustadz Cahyono Ahmad Irsyad. Beliau juga bertindak sebagai host. Ada hal yang tak terduga. Beliau ternyata seorang pendakwah yang cukup hebat dalam memainkan gitar, memiliki suara merdu dan juga guyonan yang proposional dan bermakna. Tidak heran, jika suasana menjadi penuh keceriaan. Ustadz Cahyono berhasil membuat para peserta tersenyum, tertawa, bertepuk tangan sekaligus mencairkan suasana sehingga tidak terkesan monoton.

Ustadz Cahyono kemudian mempersilakan Ustadz Felix untuk bergaubung bersama beliau di atas panggung. Riuh tepuk tangan membahana di dalam ruangan. Ustadz Cahyono masih mengeluarkan guyonannya hingga membuat peserta kembali tertawa.

Seperti yang saya duga, Ustadz Felix tampil dengan luar biasa. Bicara beliau terdengar cukup cepat, tepat dan penuh pembelajaran. Ratusan peserta yang hadir seperti terhipnotis dengan beliau. Dalam penyampaiannya, Ustadz Felix sangat interaktif dengan peserta. Banyak cerita pribadi beliau yang disampaikan. Gaya beliau dalam menyampaikan ceramahnya sangat mudah dipahami dan diterima semua kalangan.

Saya jadi teringat sebuah insiden yang dulu pernah melanda beliau. Beberapa waktu yang lalu terjadi aksi pembubaran kajian Ustadz Felix. Tidak diketahui pasti apa penyebab dari aksi itu. Polisi tiba-tiba datang dan membubarkan acara secara sepihak. Akan tetapi, setelah saya melihat langsung gaya dan yang disampaikan beliau, saya kira sangat tidak pantas jika ada aksi semacam itu. Toh beliau hanya menyampaikan dakwah untuk kemaslahatan ummat. Beliau banyak menyoroti kehidupan umat manusia sekarang ini yang jauh dari nilai-nilai Islam. Tentu saja, disini tidak ada doktrinisasi, seruan untuk membunuh kaum kafirin apalagi sampai memecah belah bangsa. Beliau selalu menekankan bahwa dalam beragama, kita harus selalu befikir.

Setelah Ustadz Felix, kini giliran Ustadz Husain Assadi yang naik ke atas panggung. Beliau tampil hanya dengan mengenakan kaos oblong berwarna hitam dan bertuliskan logo YukNgajii hasil desain beliau sendiri. Hampir sama seperti Ustadz Cahyono, beliau juga memainkan gitar dalam penyampaiannya. Malahan, beliau sangat ahli dan tahu banyak seluk beluk mengenai gitar. Saat berbicara di atas panggung, beliau malah terlihat seperti guru les gitar yang memberikan pelajaran mengenai musik dan gitar kepada kami. Meski tak banyak bernyanyi, namun dapat diketahui bahwa suara beliau sangat bagus. Penampilan beliau lagi-lagi menghibur kami dan tentunya memberikan banyak pembelajaran.

Disesi terakhir, diadakan tanya jawab untuk para peserta. Banyak dari peserta yang ingin mengajukan pertanyaannya. Saya yang waktu itu ditugasi untuk mengantar mik ke peserta, bahkan menemui seorang perempuan yang memohon-mohon kepada saya agar ia bisa mengajukan pertanyaan. Saya akhirnya menyampaikan kehendak dari perempuan tersebut, akan tetapi sayangnya karena keterbatasan waktu, pertanyaan harus tetap dibatasi.

Acara berakhir sekitar pukul 12.30. Peserta mulai membubarkan diri. Para akhwat (perempuan) dipersilakan yang pertama kali untuk keluar dari ruangan. Disini saya kembali mendapatkan tugas untuk mengantarkan banyak buku ke Ustadz Felix. Buku-buku tersebut adalah karya dari Ustadz Felix sendiri dan berasal dari peserta yang sengaja membawa bukunya dari rumah atau yang baru beli di tempat acara. Selain itu juga ada seorang peserta yang memberikan sebuah novel hasil karyanya sendiri kepada Ustadz Felix. Sementara itu di atas panggung, tampak masih dipenuhi oleh peserta ikhwan (laki-laki) yang ingin berfoto bersama.
Selesai berfoto, Ustadz Felix kembali duduk dan menandatangani setumpuk buku yang sudah ada di atas meja beliau. Disini, jarak antara saya dan Ustadz Felix sangat dekat sekali karena memang saya menunggu beliau menyelesaikan tandatangannya. Meski disibukkan dengan hal itu, namun Ustadz Felix tetap bisa meluangkan waktunya untuk bercakap-cakap ringan ataupun berfoto. Sungguh, bagi saya beliau merupakan salah satu Ustadz yang perlu dicontoh, khususnya kalangan pemuda.

Taat Pasti Bahagia
Maksiat Pasti Sengsara
(Ustadz Felix Siauw)

 Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Tidak ada komentar:

Posting Komentar