Tips Mengikuti Lomba Menulis Online - Podium.com

Minggu, 06 Agustus 2017

Tips Mengikuti Lomba Menulis Online

Assalamualaikum Wr. Wb
Apa kabar semuanya?
Semoga kabar baiklah yang terucap dalam hati dan semoga kita selalu dalam lindungan dan kasih sayang-Nya

Hari ini saya ingin memposting sebuah artikel mengenai tips-tips untuk mengikuti lomba menulis online. Tujuannya agar kita semua bisa waspada dan terhindar dari lomba fiktif ataupun lomba-lomba yang sebenarnya hanya ingin memanfaatkan penulisnya.
Materi ini sudah pernah saya sampaikan dalam acara diskusi bersama yang diadakan Komunitas Penulis Sastra Indonesia (KOPSI) melalui WhatApps. Waktu itu saya memang diminta untuk menjadi narasumbernya. Alhamdulillah, acara yang berlangsung dari jam 20.00 s.d 22.00 WIB itu diikuti oleh sekitar 50-an orang lebih (berdasarkan absensi yang diisi peserta) dan berjalan dengan lancar.
Para peserta sendiri cukup interaktif dengan mengajukan pertanyaan mereka diakhir sesi acara kepada saya. Beruntungnya lagi saya bisa menjawab semua pertanyaan itu (hehe) meskipun masih ada kekurangan karena kami sama-sama belajar.


Ini flyer acaranya:


Keren kan ya…? (haha)

Tujuan saya menulis artikel ini adalah karena saya merasa prihatin dengan merebaknya berbagai macam lomba menulis online yang kadang hanya fiktif(penipuan) dan terkesan memanfaatkan penulis. Minat menulis khususnya sastra itu sendiri, menurut penilainya saya, peminatnya cukup tinggi di Indonesia meskipun berbanding terbalik dengan minat membacanya. Hal itulah yang barangkali dimanfaatkan oleh segelintir orang yang ingin meraih keuntungan.
Selain untuk berbagai pengalaman, tentu saya juga ingin agar mereka bisa mengikuti lomba menulis online (yang tidak fiktif pastinya). Ada berbagai macam keuntungan yang bisa mereka dapatkan dari mengikuti lomba tersebut. Lomba menulis online ini juga bisa menjadi wadah bagi karya-karya mereka karena tak semua penulis dapat menyalurkan hobinya itu.


Langsung saja berikut tipsnya. Simak dengan baik ya. Kalau ada tambahan, silakan sampaikan (diskusikan) di kolom komentar.
Keep Writing

Tips Mengikuti Lomba Menulis Online

PEMBUKAAN
Media sosial atau medsos pastinya bukanlah hal baru atau tabu dalam masyarakat millennial seperti sekarang ini. Berbagai macam jenis media sosial seperti twitter, facebook, blog, instagram dan sebagainya, semakin hari semakin banyak diminati terutama kalangan muda mudi. Terlebih di Indonesia yang katanya merupakan salah satu negara pengguna media sosial terbanyak di dunia. 
Sudah menjadi rahasia umum jika dalam pemanfaatan media sosial akan membawa dampak positif dan negatif. Dari media sosial kita bisa mendapatkan teman baru, informasi baru dan sekaligus menjadi wadah menyampaikan pendapat dan ekspresi. Namun yang tak kalah mencengangkan adalah dampak negatif yang sangat terasa belakangan ini, contohnya hujatan, cacian dan bullying yang bertebaran di medsos. Tidak mengherankan jika pemerintah berencana untuk menertibkan media sosial.
Sebagai seorang penulis, jangan pernah sekalipun menggunakan medsos untuk hal-hal yang tidak baik apalagi sampai merugikan orang lain. Memang benar kalau media sosial adalah wadah ekspresi, tapi ingat jangan sampai menyakiti. Potensi kawan-kawan sebagai penulis, sebenarnya bisa “meledak” jika memanfaatkan media sosial secara baik dan benar. Salah satunya dengan mengikuti Lomba Menulis Online.

ISI
Pernahkah kawan-kawan mengalami kebingungan ketika sudah membuat sebuah karya, namun tidak tahu harus bagaimana selanjutnya?. Mungkin saat menulis, kawan-kawan hanya berprinsip kalau “Hari ini aku harus menulis”, dan kemudian berhenti sampai disitu. Ingin dikirim ke media cetak, namun merasa masih kurang PD atau mungkin tidak tahu alamat medianya dan tidak mengerti caranya. Atau sekadar menjadi status-status di akun medsos saja. Nah yang lebih parah, karya yang sudah dibuat hanya “nongkrong” di dalam laptop saja.
Tidak ada salahnya jika kawan-kawan semua mencoba untuk mengikuti lomba menulis online. Ada begitu banyak lomba-lomba menulis online yang diadakan, baik itu oleh penerbit, koran, universitas/sekolah hingga instansi pemerintahan. Informasi lombapun juga dapat kita temui di internet semisal di blog atau media sosial dari penyelenggara lomba. Terlebih jika kawan-kawan berteman di medsos dengan banyak penerbit, tentu bukan hal sulit untuk mencari lomba menulis.
Perlu diketahui, sebenarnya lomba menulis onlinepun masih menuai pro dan kontra di tengah penulis. Ada sebagian penulis yang mengatakan kalau lomba menulis online sangat merugikan penulis. Namun ada juga yang berpendapat kalau lomba menulis online justru dapat menjadi wadah bagi penulis, khususnya penulis pemula.
Kali ini saya ingin menyampaikan terlebih dahulu, sedikit mengenai keuntungan dan kerugian dari lomba menulis online yang tentu saja ini berdasarkan pengalaman saya (yang masih terbatas)
Keuntungan :
1.Mengasah mental sebagai penulis (karena akan ada yang menang dan juga kalah)
2.Membuat penulis menjadi produktif dan disiplin (karena harus “dihantui” oleh Deadline lomba)
3.Mampu belajar dari kekalahan (ketika kita mengikuti lomba dan ternyata kalah, maka disitulah kita bisa belajar dari kekalahan itu dan memperbaikinya)
4.Menjadi kebanggan tersendiri (siapa yang tidak bangga kalau karyanya dibukukan bersama penulis lainnya?)
5.Potensi mendapatkan hadiah jika memenangkan lomba
6. (Rasakan sendiri manfaatnya)

Kerugian :
1.      Rugi secara financial (kita harus keluar uang buat beli bukunya bahkan untuk registrasi lomba)
2.      Ada kemungkinan lomba online tersebut bersifat fiktif (kena tipu)
3.    Kalaupun lomba berjalan lancar, kadang-kadang ketika kita memesan buku, namun buku tersebut tak kunjung datang
4.      Lomba tak sesuai harapan sehingga sakit hati
5.   Jika kalah dari lomba dan tak kuat mental, ada kemungkinan terjadi aksi mogok makan dan mengurung diri di kamar
6.      Dll
Begitulah kurang lebih keuntungan dan kerugian dari mengikuti lomba menulis online. Tentu masih banyak hal-hal lain yang tidak bisa saya sampaikan.
Terlepas dari semua itu, apakah kawan-kawan mau mengikuti lomba menulis online atau tidak bahkan membencinya, semua kembali lagi pada masing-masing pribadi.
Tidak semua penyelenggara lomba menulis online itu benar. Maklum saja, karena lomba ini bersifat online sehingga antara penulis dan penyelenggara lomba tak pernah bertemu, resiko terjadi kecurangan bisa saja muncul. Tidak menutup kemungkinan ada saja segelintir penerbit misalnya yang hanya memanfaatkan semangat dari para penulis dalam berkarya, hanya untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Lomba menulis online bodong atau tipuan terkadang masih terjadi dan parahnya mereka masih mencari korban baru. Karena itu, sebelum mengikuti lomba menulis online, ada baiknya kawan-kawan semua memperhatikan tips berikut ini.
1.Cek Media Sosial atau Kontak yang Dapat Dihubungi
            Hal ini adalah yang utama dan sering saya lakukan sebelum mengikuti lomba. Periksa dulu semua media sosial yang tertera di info/poster lomba. Jika sama sekali tak tercantum medsos atau kontaknya, nah ini sudah lampu kuning. Hati-hati aja.
           Jangan malas untuk memeriksa medsos mereka, terlebih jika yang mengadakan lomba adalah penerbit yang masih baru dan belum pernah kawan-kawan dengar namanya. Kawan-kawan bisa cek Facebook mereka misalnya. Apakah sering aktif, atau apakah ada pernah mengadakan lomba sebelumnya. Kalau bisa cari tahu juga mengenai buku apa saja yang sudah pernah diterbitkan. Kalau ada kontak PJ (penanggung jawab) lomba, itu lebih bagus lagi. Coba saja dihubungi dengan bertanya basa basi sekadar memastikan saja.

2.Baca Syarat dan Ketentuan Lomba
            Baca dengan saksama. Coba teliti siapa tahu ada syarat-syarat yang aneh semisal harus membayar uang pendaftaran sebesar Rp50.000 padahal diselenggarakan oleh penerbit indie yang masih awal-awal dan hadiah lombanyapun terkesan “pelit”. Kalau ada yang seperti ini, lebih baik dihindari dulu.

3.Minta Bantuan “Mbah Google”
            Jangan lupakan si “imut” ini. Coba deh cari di google mengenai penyelenggara/penerbit lomba yang mau kita ikuti. Moga-moga penyelenggara/penerbit tersebut nongol dan ada informasi yang bisa membuat kita yakin. Kalau tidak ada sama, sekali, nah “lampu kuning lagi nih”.

4.Bertanya Pada Teman atau Sesama Penulis
            Cara ini bisa dilakukan jika kawan-kawan masih ragu atau khawatir dengan penyelenggara lomba tersebut. Coba tanyakan pada teman atau mereka yang memang sering ikut lomba menulis online terkait pihak penyelenggara atau penerbitnya. Ada kemungkinan mereka yang sering ikut lomba sudah punya daftar hitam mengenai penyelenggara/penerbit yang hanya tipu-tipu (tentunya berdasarkan pengalaman mereka).

5.Cek Penerbit Melalui Perpusnas
            Sebenarnya saya jarang sekali melakukan cek penerbit di Perpusnas ini. Namun ada baiknya bagi kawan-kawan yang baru pernah mengikuti lomba untuk melakukannya. Ini untuk mengetahui apakah penerbit terdaftar di Perpusnas atau tidak. Akan lebih aman jika mengikuti lomba yang penerbitnya terdaftar di Perpusnas. Kalau penerbitnya tidak terdaftar, kemungkinan ISBN pada buku nantinya juga bisa abal-abal. Cara mengeceknya, kawan-kawan mungkin bisa tanya mbah google saja ya.

6.Lihat Hadiah
            Ada satu tips lagi yang menurut saya ini cukup penting. Apa itu? Ya, lihat hadiahnya. Untuk apa sih mempertimbangkan hadiah, bukankah menulis itu jangan memandang hadiah? Mungkin ada yang bertanya begitu. Tapi tunggu dulu. Kawan-kawan juga harus peka pada hadiahnya. Bukan apa-apa, bagi saya, penyelenggara atau penerbit yang mengadakan lomba menulis namun hanya memberikan hadiah sedikit, itu sama saja tidak menghargai karya seseorang. Belum lagi, setau saya tidak pernah ada penerbit yang memberikan royalty karena biasanya royalty digantikan dengan hadiah. Kita semua tahu bahwa tidak mudah untuk membuat sebuah karya. Bukankah ide itu tidak ternilai harganya. Kalau hanya dibalas dengan hadiah yang tidak setimpal, ya untuk apa?.
           Kebanyakan, untuk penerbit (kebanyakan indie) biasanya memberikan hadiah bagi yang juara berupa diskon untuk pembelian bukunya, voucher penerbitan dan e-sertifikat. Bagi saya, kalau ada penerbit yang ngasih hadiah cuma segitu, langsung masuk “Tong Sampah” saya (mohon maaf). Sekali lagi bukannya saya materialis, tapi coba kita fikirkan lagi. Kita susah-susah buat karya, kita juga bayar untuk beli bukunya saat sudah terbit dan hadiahnya pun belum tentu kita dapat. Masa iya hadiahnya cuma ala kadarnya. Lomba itu serius diadakan atau jangan-jangan hanya memanfaatkan para penulis?.
         Mengenai voucher penerbitan, syukur-syukur kalau punya naskah untuk diterbitkan. Kalau tidak punya, voucher tersebut bakalan HANGUS. Lalu e-sertifikat. Itu cuma bukti kalau kita pernah ikut lomba tersebut. Tidak ada jaminan kalau punya banyak sertifikat, bisa dipakai misal untuk cari pekerjaan. Bagus kalau juara, kalau sekedar kontributor atau peserta?

7. Berdoa
            Yang terakhir yang dapat kita lakukan adalah berdoa. Yang satu ini JANGAN pernah sekalipun ditinggalkan. Usaha tanpa doa itu namanya “SOMBONG”. Kita hanyalah manusia biasa, yang menentukan berhasil atau tidak, hanyalah Allah SWT.  Karena itu, tetaplah berdoa kepada Allah agar kita dihindarkan dari para penipu. Jangan lupa juga, berdoa semoga bisa menang diperlombaan tersebut. Aamiin.

KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap hal, termasuk lomba menulis online, akan selalui terjadi pro dan kontra. Namun semua itu kembali ke pribadi masing-masing lagi. Apakah mengikuti lomba karena ingin mengukir prestasi atau sekadar mencari sensasi.
Sebagai penulis yang bijak, ada baiknya jika sebelum mengikuti lomba menulis online melakukan hal-hal berikut ini: Cek Media Sosial atau Kontak yang Dapat Dihubungi, Baca Syarat dan Ketentuan Lomba, Minta Bantuan “Mbah Google”, Bertanya Pada Teman atau Sesama Penulis, Cek Penerbit Melalui Perpusnas, Lihat Hadiah, dan Berdoa.
          Semoga, setelah mengikuti lomba menulis online tersebut, kemampuan kita dalam menulis semakin membaik, mental yang terasah dan tentunya kebanggan ketika kita mampu membaca karya kita yang terhimpun dalam sebuah buku yang menawan bersama penulis hebat lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar