Apa kabar semuanya?
Semoga kabar baiklah yang
terucap dalam hati dan semoga kita selalu dalam lindungan dan kasih sayang-Nya
Hari ini saya
ingin memposting sebuah artikel mengenai tips-tips untuk mengikuti lomba
menulis online. Tujuannya agar kita semua bisa waspada dan terhindar dari lomba
fiktif ataupun lomba-lomba yang sebenarnya hanya ingin memanfaatkan penulisnya.
Materi ini sudah
pernah saya sampaikan dalam acara diskusi bersama yang diadakan Komunitas
Penulis Sastra Indonesia (KOPSI) melalui WhatApps. Waktu itu saya memang diminta
untuk menjadi narasumbernya. Alhamdulillah, acara yang berlangsung dari jam
20.00 s.d 22.00 WIB itu diikuti oleh sekitar 50-an orang lebih (berdasarkan
absensi yang diisi peserta) dan berjalan dengan lancar.
Para peserta
sendiri cukup interaktif dengan mengajukan pertanyaan mereka diakhir sesi acara
kepada saya. Beruntungnya lagi saya bisa menjawab semua pertanyaan itu (hehe)
meskipun masih ada kekurangan karena kami sama-sama belajar.
Ini flyer acaranya:
Keren kan ya…? (haha)
Tujuan saya
menulis artikel ini adalah karena saya merasa prihatin dengan merebaknya
berbagai macam lomba menulis online yang kadang hanya fiktif(penipuan) dan terkesan
memanfaatkan penulis. Minat menulis khususnya sastra itu sendiri, menurut
penilainya saya, peminatnya cukup tinggi di Indonesia meskipun berbanding
terbalik dengan minat membacanya. Hal itulah yang barangkali dimanfaatkan oleh
segelintir orang yang ingin meraih keuntungan.
Selain untuk
berbagai pengalaman, tentu saya juga ingin agar mereka bisa mengikuti lomba
menulis online (yang tidak fiktif pastinya). Ada berbagai macam keuntungan yang
bisa mereka dapatkan dari mengikuti lomba tersebut. Lomba menulis online ini
juga bisa menjadi wadah bagi karya-karya mereka karena tak semua penulis dapat menyalurkan
hobinya itu.
Langsung saja berikut
tipsnya. Simak dengan baik ya. Kalau ada tambahan, silakan sampaikan
(diskusikan) di kolom komentar.
Keep Writing
Tips Mengikuti Lomba Menulis Online
PEMBUKAAN
Media sosial atau medsos pastinya bukanlah hal baru atau tabu dalam
masyarakat millennial seperti sekarang ini. Berbagai macam jenis media sosial
seperti twitter, facebook, blog, instagram dan sebagainya, semakin hari semakin
banyak diminati terutama kalangan muda mudi. Terlebih di Indonesia yang katanya
merupakan salah satu negara pengguna media sosial terbanyak di dunia.
Sudah menjadi rahasia umum jika dalam pemanfaatan media sosial akan
membawa dampak positif dan negatif. Dari media sosial kita bisa mendapatkan
teman baru, informasi baru dan sekaligus menjadi wadah menyampaikan pendapat
dan ekspresi. Namun yang tak kalah mencengangkan adalah dampak negatif yang
sangat terasa belakangan ini, contohnya hujatan, cacian dan bullying yang
bertebaran di medsos. Tidak mengherankan jika pemerintah berencana untuk
menertibkan media sosial.
Sebagai seorang penulis, jangan pernah sekalipun menggunakan medsos untuk
hal-hal yang tidak baik apalagi sampai merugikan orang lain. Memang benar kalau
media sosial adalah wadah ekspresi, tapi ingat jangan sampai menyakiti. Potensi
kawan-kawan sebagai penulis, sebenarnya bisa “meledak” jika memanfaatkan media
sosial secara baik dan benar. Salah satunya dengan mengikuti Lomba Menulis
Online.
ISI
Pernahkah kawan-kawan mengalami kebingungan ketika sudah membuat sebuah
karya, namun tidak tahu harus bagaimana selanjutnya?. Mungkin saat menulis,
kawan-kawan hanya berprinsip kalau “Hari ini aku harus menulis”, dan kemudian
berhenti sampai disitu. Ingin dikirim ke media cetak, namun merasa masih kurang
PD atau mungkin tidak tahu alamat medianya dan tidak mengerti caranya. Atau
sekadar menjadi status-status di akun medsos saja. Nah yang lebih parah, karya
yang sudah dibuat hanya “nongkrong” di dalam laptop saja.
Tidak ada salahnya jika kawan-kawan semua mencoba untuk mengikuti lomba
menulis online. Ada begitu banyak lomba-lomba menulis online yang diadakan,
baik itu oleh penerbit, koran, universitas/sekolah hingga instansi
pemerintahan. Informasi lombapun juga dapat kita temui di internet semisal di
blog atau media sosial dari penyelenggara lomba. Terlebih jika kawan-kawan
berteman di medsos dengan banyak penerbit, tentu bukan hal sulit untuk mencari
lomba menulis.
Perlu diketahui, sebenarnya lomba menulis onlinepun masih menuai pro dan
kontra di tengah penulis. Ada sebagian penulis yang mengatakan kalau lomba
menulis online sangat merugikan penulis. Namun ada juga yang berpendapat kalau
lomba menulis online justru dapat menjadi wadah bagi penulis, khususnya penulis
pemula.
Kali ini saya ingin menyampaikan terlebih dahulu, sedikit mengenai
keuntungan dan kerugian dari lomba menulis online yang tentu saja ini
berdasarkan pengalaman saya (yang masih terbatas)
Keuntungan :
1.Mengasah mental sebagai penulis (karena akan ada yang menang dan juga
kalah)
2.Membuat penulis menjadi produktif dan disiplin (karena harus “dihantui”
oleh Deadline lomba)
3.Mampu belajar dari kekalahan (ketika kita mengikuti lomba dan ternyata
kalah, maka disitulah kita bisa belajar dari kekalahan itu dan memperbaikinya)
4.Menjadi kebanggan tersendiri (siapa yang tidak bangga kalau karyanya
dibukukan bersama penulis lainnya?)
5.Potensi mendapatkan hadiah jika memenangkan lomba
6. (Rasakan sendiri manfaatnya)
Kerugian :
1.
Rugi secara financial (kita harus keluar uang
buat beli bukunya bahkan untuk registrasi lomba)
2.
Ada kemungkinan lomba online tersebut bersifat
fiktif (kena tipu)
3. Kalaupun lomba berjalan lancar, kadang-kadang
ketika kita memesan buku, namun buku tersebut tak kunjung datang
4.
Lomba tak sesuai harapan sehingga sakit hati
5. Jika kalah dari lomba dan tak kuat mental, ada
kemungkinan terjadi aksi mogok makan dan mengurung diri di kamar
6.
Dll
Begitulah kurang lebih keuntungan dan kerugian dari mengikuti lomba
menulis online. Tentu masih banyak hal-hal lain yang tidak bisa saya sampaikan.
Terlepas dari semua itu, apakah kawan-kawan mau mengikuti lomba menulis
online atau tidak bahkan membencinya, semua kembali lagi pada masing-masing
pribadi.
Tidak semua penyelenggara lomba menulis online itu benar. Maklum saja,
karena lomba ini bersifat online sehingga antara penulis dan penyelenggara
lomba tak pernah bertemu, resiko terjadi kecurangan bisa saja muncul. Tidak
menutup kemungkinan ada saja segelintir penerbit misalnya yang hanya
memanfaatkan semangat dari para penulis dalam berkarya, hanya untuk keuntungan
pribadi atau kelompok. Lomba menulis online bodong atau tipuan terkadang masih
terjadi dan parahnya mereka masih mencari korban baru. Karena itu, sebelum
mengikuti lomba menulis online, ada baiknya kawan-kawan semua memperhatikan
tips berikut ini.
1.Cek Media Sosial atau Kontak yang
Dapat Dihubungi
Hal ini adalah yang utama dan sering
saya lakukan sebelum mengikuti lomba. Periksa dulu semua media sosial yang
tertera di info/poster lomba. Jika sama sekali tak tercantum medsos atau
kontaknya, nah ini sudah lampu kuning. Hati-hati aja.
Jangan malas untuk memeriksa medsos
mereka, terlebih jika yang mengadakan lomba adalah penerbit yang masih baru dan
belum pernah kawan-kawan dengar namanya. Kawan-kawan bisa cek Facebook mereka
misalnya. Apakah sering aktif, atau apakah ada pernah mengadakan lomba
sebelumnya. Kalau bisa cari tahu juga mengenai buku apa saja yang sudah pernah
diterbitkan. Kalau ada kontak PJ (penanggung jawab) lomba, itu lebih bagus
lagi. Coba saja dihubungi dengan bertanya basa basi sekadar memastikan saja.
2.Baca Syarat dan Ketentuan Lomba
Baca dengan saksama. Coba teliti
siapa tahu ada syarat-syarat yang aneh semisal harus membayar uang pendaftaran
sebesar Rp50.000 padahal diselenggarakan oleh penerbit indie yang masih awal-awal
dan hadiah lombanyapun terkesan “pelit”. Kalau ada yang seperti ini, lebih baik
dihindari dulu.
3.Minta Bantuan “Mbah Google”
Jangan lupakan si “imut” ini. Coba
deh cari di google mengenai penyelenggara/penerbit lomba yang mau kita ikuti.
Moga-moga penyelenggara/penerbit tersebut nongol dan ada informasi yang bisa
membuat kita yakin. Kalau tidak ada sama, sekali, nah “lampu kuning lagi nih”.
4.Bertanya Pada Teman atau Sesama Penulis
Cara ini bisa dilakukan jika
kawan-kawan masih ragu atau khawatir dengan penyelenggara lomba tersebut. Coba
tanyakan pada teman atau mereka yang memang sering ikut lomba menulis online
terkait pihak penyelenggara atau penerbitnya. Ada kemungkinan mereka yang
sering ikut lomba sudah punya daftar hitam mengenai penyelenggara/penerbit yang
hanya tipu-tipu (tentunya berdasarkan pengalaman mereka).
5.Cek Penerbit Melalui Perpusnas
Sebenarnya saya jarang sekali
melakukan cek penerbit di Perpusnas ini. Namun ada baiknya bagi kawan-kawan
yang baru pernah mengikuti lomba untuk melakukannya. Ini untuk mengetahui
apakah penerbit terdaftar di Perpusnas atau tidak. Akan lebih aman jika
mengikuti lomba yang penerbitnya terdaftar di Perpusnas. Kalau penerbitnya
tidak terdaftar, kemungkinan ISBN pada buku nantinya juga bisa abal-abal. Cara
mengeceknya, kawan-kawan mungkin bisa tanya mbah google saja ya.
6.Lihat Hadiah
Ada satu tips lagi yang menurut saya
ini cukup penting. Apa itu? Ya, lihat hadiahnya. Untuk apa sih mempertimbangkan
hadiah, bukankah menulis itu jangan memandang hadiah? Mungkin ada yang bertanya
begitu. Tapi tunggu dulu. Kawan-kawan juga harus peka pada hadiahnya. Bukan
apa-apa, bagi saya, penyelenggara atau penerbit yang mengadakan lomba menulis
namun hanya memberikan hadiah sedikit, itu sama saja tidak menghargai karya
seseorang. Belum lagi, setau saya tidak pernah ada penerbit yang memberikan
royalty karena biasanya royalty digantikan dengan hadiah. Kita semua tahu bahwa
tidak mudah untuk membuat sebuah karya. Bukankah ide itu tidak ternilai
harganya. Kalau hanya dibalas dengan hadiah yang tidak setimpal, ya untuk apa?.
Kebanyakan, untuk penerbit (kebanyakan
indie) biasanya memberikan hadiah bagi yang juara berupa diskon untuk pembelian
bukunya, voucher penerbitan dan e-sertifikat. Bagi saya, kalau ada penerbit
yang ngasih hadiah cuma segitu, langsung masuk “Tong Sampah” saya (mohon maaf).
Sekali lagi bukannya saya materialis, tapi coba kita fikirkan lagi. Kita
susah-susah buat karya, kita juga bayar untuk beli bukunya saat sudah terbit
dan hadiahnya pun belum tentu kita dapat. Masa iya hadiahnya cuma ala kadarnya.
Lomba itu serius diadakan atau jangan-jangan hanya memanfaatkan para penulis?.
Mengenai voucher penerbitan,
syukur-syukur kalau punya naskah untuk diterbitkan. Kalau tidak punya, voucher
tersebut bakalan HANGUS. Lalu e-sertifikat. Itu cuma bukti kalau kita pernah
ikut lomba tersebut. Tidak ada jaminan kalau punya banyak sertifikat, bisa
dipakai misal untuk cari pekerjaan. Bagus kalau juara, kalau sekedar kontributor
atau peserta?
7. Berdoa
Yang terakhir yang dapat kita
lakukan adalah berdoa. Yang satu ini JANGAN pernah sekalipun ditinggalkan.
Usaha tanpa doa itu namanya “SOMBONG”. Kita hanyalah manusia biasa, yang
menentukan berhasil atau tidak, hanyalah Allah SWT. Karena itu, tetaplah berdoa kepada Allah agar
kita dihindarkan dari para penipu. Jangan lupa juga, berdoa semoga bisa menang
diperlombaan tersebut. Aamiin.
KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap hal, termasuk lomba menulis online, akan selalui
terjadi pro dan kontra. Namun semua itu kembali ke pribadi masing-masing lagi.
Apakah mengikuti lomba karena ingin mengukir prestasi atau sekadar mencari
sensasi.
Sebagai penulis yang bijak, ada baiknya jika sebelum mengikuti lomba
menulis online melakukan hal-hal berikut ini: Cek Media Sosial atau Kontak yang
Dapat Dihubungi, Baca Syarat dan Ketentuan Lomba, Minta Bantuan “Mbah Google”,
Bertanya Pada Teman atau Sesama Penulis, Cek Penerbit Melalui Perpusnas, Lihat
Hadiah, dan Berdoa.
Semoga,
setelah mengikuti lomba menulis online tersebut, kemampuan kita dalam menulis
semakin membaik, mental yang terasah dan tentunya kebanggan ketika kita mampu
membaca karya kita yang terhimpun dalam sebuah buku yang menawan bersama
penulis hebat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar